Thursday, June 23, 2011

Aku Berteduh Dari Sang Hujan

Berada dalam suatu gundu-gundu.
Yang kena, dia yang juara.
Permainannya cukup mudah, lari sejauh-jauhnya dan kejar sampai ke ujung dunia.

Aku adalah orang yang mudah kena perasaan.
Terluka ibu jari mampu membuatku mengehempas isi meja ini.
Gambarmu terpampang, ku kira akan berkata,"sedang apa kau sekarang?"
Setiap ku ingin membuka dan menyelesaikan, matamu menatapku dalam-dalam.
Ku kira ada sepucuk surat untukku pagi ini.
Kau mengejar dengan cara yang lebih lambat.
Atau aku yang berlari terlalu cepat?

Kau tau, berapa kuat keinginanku kemarin pagi?
Ku coba menunggu dari sisi berbeda.
Melihat di balik figura sebatang pohon.
Menjadi bunglon. Berubah warna.
Kukenakan baju yang tak pernah kugunakan. Agar kau tak curiga.

Kemarin pagi aku pernah menunggumu, di tempat kau duduk dan termangu.
Wajahmu tercantik saat itu, kau buka deretan peristiwaku dengan sebuah cerita menunggu dan memata-matai.

Maaf ku adalah pembalik, meramu kerinduan dengan rasa biasa.
Memisahkan antara bahagia dan kecewa.
Mengubah sesuka hati apa yang aku rasa.
Maka biarlah aku berteduh dari sang hujan.
Mulai dari beberapa hari yang lalu,
Saat sesekali pernah ku coba mengungkapkan
Bahwa aku mencintaimu sesederhana yang ku bisa.
Hari itu.