badorai, pertengahan tujuh sehabis milenium
terduduk di atas pematang yang terhias rerumputan
mengotori celana baru yang kubeli tahun lalu
menangis menyepi menyilang pautan dalam hati
mengiris nadi layak mati bunuh diri
gunung merapi berdiri menepi di balik warna-warni
begitu gagah untukku yang sekecil ranting bambu
jikalau terinjak apalah daya aku sekecil itu
mati tak bertulang, berpuing hancur bala
kanopi-kanopi indah warnai sisi ke sisi
seakan berjanji-janji akan setia menemani
bersama aliran irigasi untuk kokohnya padi
teringat kata ibu ;
"ajari ilmu padi, makin merunduk jikalau berisi!"
indah sungguh takdir di sini
tiada yang sehancur ini aku merintih
sambil meraih ujung badorai nan indah
hamparan pematang berisi jua kanopi-kanopi hijau
serasa ingin menjadi seperti takdir kanopi-kanopi
nan begitu damai ranpa masalah