ia adalah tempat terindah untuk diceritakan. wajahnya menyibak ke segala arah degan begitu indah. rangkaian permadani anggun yang menghalangi indahnya dunia. aku seperti tersandung oleh cinta dan kasih sayangnya.
aku mencoba mendamparkan tubuhku diatas sebuah bebatuan. ku coba mengenang cerita indahku dalam rupa persahabatan. mengecap indahnya pembicaraan dengan pertengkaran, lalu aku kembali ke dasarku dengan begitu lelah, bahwa aku telah jatuh cinta. aku teringat nyanyian ROULETTE menyenandungkan AKU JATUH CINTA. lagu yang begitu indah dan membuatku bertanya, " benarkah?". semula ku mencoba mengelak, namun seminggu waktu berjalan bersamanya membuatku yakin bahwa itu memang nyata.
penghabisan Mei terasa begitu lama untuk kurasakan indahnya. tepat dimana ku ungkapkan cintaku yang ada di hati. ku ceritakan, namun ia mengelak dan pergi.
hari pertama yang lama, berganti hari ke dua yang sendu...dan aku pun bertahan dengannya. di tepian pantai yang indah dan memesona. hujan yang datang menyibakkan angkara, namun memberi pertanda akhir yang tak membahagiakan.
enam hari berjalan dengan kata-kata, lalu kemudian patah oleh rahasia. menjatuhkan harga dari sekian banyak rentetan yang terjadi. sebentar saja.
ku coba mencari jawaban atas segala pertanyaan, dan kemudian ku tahu, ada hati lain yang mencoba untuk mengubah. mereka terlalu banyak untuk ku lawan.
persahabatan adalah kata yang begitu mencekam. mengubah pandangan. menghentikan bahagia. merubah arti dari kesetiaan menjadi sedih dan pilu adanya.
kini ia telah menjadi bunga mawar di tangkai yang begitu indah. ku tak bisa memintanya menjadi bunga melati dan tumbuh di batangku yang rapuh. ia tak kan indah bersamaku.
bahagialah engkau dengan pilihan sahabatmu, karena kau tak kan tersiksa seperti engkau bersamaku. aku tak kan membuatmu menangis lagi. aku akan menangisi ini sendiri, tidak bersamamu. aku kan palingkan wajahku dari mu, karena aku tak kan sanggup melihatmu. engkau dan dia adalah mimpiku. seperti hujan yang selalu membasahi saat kita berjalan. semuanya akan hilang. aku tak kan menganggumu.
maafkan aku tak bisa bersamamu lagi. bukan karena aku tak mau, tapi aku tak bisa. melihat segala rupamu bersamanya. peganglah tangannya. kuijinkan itu adanya, karena aku bukan siapa-siapa lagi untukmu.
kita fitrah dari segala ikatan, karena kau telah menjadi apa yang bisa ia banggakan. cobalah untuk mencintainya, buatlah ia bahagia.
aku kan berdoa untukmu, di balik segala penderitaanku.
hari-hari yang berlalu setelah ini, kan jadi seperti aku yang ingin melepas candu dari tubuhku...
kau tempat yang terindah, hadirilah kematianku nanti di hari tuaku, sebagai permintaan terakhirku untukmu...