untuk wanita terkasih di masa lampau :
dengarkan kisahku.
jika suatu hari kau bertemu denganku jawablah pertanyaanku.
cukup lama ku beri kau penghambaan pada yang lain.
lusuh sudah permadani.
phytagoras pernah sesekali tidak menikmati rumusannya.
jikalau dari timur dia bejalan, maka tertimbun dalam sarkofagus.
hitungan detik saja, cukup membuat kita mati berdiri.
jika kita nikmati lalu memeluknya terlalu erat.
maka ku biarkan tetap berlalu lalang di dalam ruang yang kusiapkan.
berharap suatu hari ada kemungkinan, apel itu jatuh.
maka tak mungkin jika mustahil, newton mampu tertawa.
sisipkan satupersatu jiwa-jiwa terurai.
membuat lemah maka membuat kuat.
membuat kotor maka kertas menjadi putih.
bila jiwa-jiwa itu terlilit guritan masa lalu?
jangan, aku tak mau begitu mudah dia tertungkup.
nikmati perjalanan, mengukir kisah. masa depan ke masa lalu.
agar tak meraba tirihnya piringan.
jika mampu kau membuatku tertawa,
ijinkan ku bersujud sementara.
kalungkan sebuah hiasan dari karung goni.
atau mungkin hiasi kau dengan pakaian dari daun jati.
walau tak abadi, tapi cukup membuat kau tertutupi.
jikalau saat nanti kau merasa angin terlalu kencang menghempas-hempas.
ijinkan kau ku gerayangi dengan sah, agar kau tetap merasa hangat.
jika suatu hari kau terlilit jeratan perihal,
maka biarkan telingaku menerima bebannya, walau tak banyak, tapi cukup untuk meringankanmu.
namun,
sebelumnya kan ku ukir satu pertanyaan dari kecupanku di keningmu.
apakah mampu kau menerimaku, menjaga anak-anakku, menjadi ibu yang baik untuk mereka?
apakah mampu kau mengikuti hijabku, membuatku berhenti memikirkan idealisme, melapangkan dadaku?
apakah kau sanggup menerima aku yang keluar dari permukaan masa lalu. punya banyak cerita, yang membuatku bosan dan tersadar?
apakah kau sanggup membuatku benar-benar berhenti mencari pembenaran sendiri?dan bersama menelaah kajianku!
dalam lampiran kertas kumal yang selalu ku simpan.
tentang aku dan duniaku, tentang kertas kosong terakhir yang pernah kuberikan padamu?
dan pertanyaan terakhirku!
jika kau mengembalikan seluruh kertas-kertasku,
apakah kau akan menangis saat ku tak lagi bisa menulis sebuah hipotesa kehidupanku lagi?
dan ku menemui do'aku, bahwa tuhan akan menjelaskan semua pencarian kebenaranku?
untuk wanita terkasih di masa lampau :
dengarkan gumamku.
aku yang membuat ceritanya dari pertama kita bertemu, karena bagiku,
kejadian masa lalu adalah timbulan dari kejadian hari ini.
maka, kubuat ceritaku, bertahun-tahun agar menjadi perihal berbeda, dari hikayat yang pernah ada.
penyadaran, bahwa sesuatu yang samar, sesuatu yang tak jelas. memiliki detail yang berbeda dalam esensinya.
dan aku menikmatinya bersama secangkir kopi di sudut ruangan kerjaku.
kau tahu? hanya saja, aku masih bingung dengan akhir ceritanya, karena aku masih memikirkan sampai hari ini,
oh, tidak seseorang menggangguku saat ini...ku lanjutkan lain kali!!