Friday, June 24, 2011

Menunggu Hujan

Menunggu hujan tepat jam dua belas siang,
Di sebuah pematang belakang rumahku, yang mulai terlihat kering kerontang.
Bukannya hujan tak mau turun,
Tapi sepertinya uap bumi belum cukup membuatnya mau menemaniku di sini.

Jam berapa sekarang tepatnya?
Sudah mulai habis segelas tinggi kopi buatanku tadi pagi.
Mau ke kejar, ke arah mana?
Ke atas? yang benar saja, aku bukan malaikat yang bisa terbang.
Aku sama sekali tak punya sayap.
Tapi bukannya hujan tak mau turun,
Tapi sepertinya uap bumi belum cukup membuatnya mau menemaniku di sini.

Aku bayangkan.
Sampaipun aku ke awan, ku lirik sampai ke bilik.
Pasti pun kecewa hati tiada bersua dia sedang tertidur.
Ku yakin bukannya hujan tak mau turun,
Tapi sepertinya uap bumi belum cukup membuatnya mau menemaniku di sini.
 Atau mungkin aku yang belum sempat berteduh

Hujan benar menunggu seseorang.
Menunggu seseorang bermain bersamanya.
Tapi kau tau hujan?
Seseorang yang kau tunggu juga sedang menunggumu.
Menunggumu berhenti dan tak lagi turun hari ini.
Agar dia bisa keluar dari tempat ia berteduh kini.