ulir rumput, sebuah suratan konvensionalitas modern.
panjang waktu mengartikan, mungkin aku saja menyebutnya begitu.
Lalu, jika dalam hati setiap hawa, tersungkur satu nama, apakah ruang kosong masih tercipta?
Mengapa kau begitu setia??
termakan olehmu kata-kata, terurat aku dalam aliran.
jalinan vokal dan konsonan menyatu layaknya regu lawak.
aku cuma bagian kosong dari kejayaan, dan senangnya aku nikmati itu!
jika kau tersadar begitu banyak rahasia kosong.
terbangun satu pondasi dari rongga-rongga buatan.
tertancap tiang dari apung-apung rapuh.
Mulailah berbenah, kau itu berharga.
punya waktu, punya jaya.
kau saat ini hanyalah anak saudagar,
menguji hidup susah