Sunday, July 03, 2011

Surat Cinta Terakhir

Dear pelangi,

Kicau ambai-ambai di balik padi batangan.
Malam ini rasanya aku ingin menyelesaikan ini.
Aku ingin melanjutkan semua ini, dalam kisah berbeda.

Aku ingin memberikan makalah terbaik ini pada seorang dosen.
Agar ia mau menjadi pembimbingku selama beberapa hari ke depan.
Bukan saat ini, ia masih terlalu sibuk.
Suatu saat, akan aku berikan, saat dia tak lagi menjadi dosen di sini.
Dan saat aku juga tidak lagi kuliah di kampus ini.

Selamat, menyerah adalah kata terbaik untukku.
Bukan karena aku ingin berhenti.
Tapi karena aku ingin melakukannya dengan berbeda.
Agar aku juga gagal dengan cara yang berbeda.

Tak perlu menunggu kali ketiga kau disini.
Aku hanya ingin menyampaikan, tinggalkanlah aku untuk beberapa lama.
Ku perpanjang keinginanmu hingga satu masa!
Masa saat aku benar-benar tak ada.
Maka kau bisa gunakan kapanpun kau mau.

Biarkan aku gila sendiri, biarkan aku sembuh sendiri.
Tak usah lagi kau pancungkan pisau tajam di jantungku.
Karena yang lama masih terlalu dalam.

Dengan segala kebohongan kutinggalkan dirimu dengan rasa benci.
Aku benar-benar ingin memulai cara yang berbeda.
Kita lahir dengan cara berbeda, tumbuh menjadi orang yang berbeda.
Bersamamu aku pernah merasa sama. Aku merasa sederhana.
Tapi kau, jangan terlalu bahagia bersamaku saat ini.
Kembalilah kepada orang-orang yang mencintaimu saat ini.
Jangan lagi kau sebut namaku saat ini.

Untuk kesekian kalinya, aku merasakan perasaan yang sama seperti 4 setengah tahun lalu.
Keinginan untuk memilikimu yang begitu kuat.
Aku tak ingin jatuh. Tak pernah ingin jatuh.
Juga bukan waktunya aku melawan.
Maka, aku tak memintamu percaya.
Tapi aku menyerah karena aku ingin memulainya.

Kita tak kan pernah lagi bersapa.
Kau tak akan pernah lagi menjadi teman yang tengah telanjang di sampingku.
Kau tak akan pernah lagi menjadi goresan kata di balik layar putihku.
Kau hanya akan menjadi inspirasi terbesar yang pernah datang di hidupku.
Kau adalah cerita dalam karyaku. Kau adalah mimpi yang nyata untukku.
Tentang seorang gadis berjubah putih yang mencium keningku.

Aku belum terlalu membutuhkanmu saat ini, karena aku masih bisa sendiri.
Tapi mereka masih menginginkan kau mempedulikannya.
Jadi jangan lagi ada aku yang membuatmu gila.
Aku hanya manusia biasa, tak pernah menjadi seorang dewa seperti ceritamu.
Itu hanya aku, aku yang biasa. Aku tidak terlalu berbeda.
Dalam hati aku pun bisa jatuh cinta.
Diriku biasa, akupun bisa kalah dan menyerah.
Tapi bangun saja kepercayaan yang kuterka-terka adanya.
Goreskan di balik dindingmu, jika kau berpikir aku telah menghentikan langkahku.
Sebuah kata yang menyemangatkan hatiku untukmu.

Maka saat ini, tinggalkanlah aku, dan lanjutkanlah kebiasaanmu.
Jaga kesehatanmu, karena aku belum mampu menggopohmu.

Ingatlah semua perbincanganku, semuanya melirikmu.
Kau adalah hiasan terbuang yang terdampar di hati dan pikiranku.
Kau adalah lukisan pelangi yang menunggu gambaran pangeran.
Ingatlah,
Jangan terlalu mengharapkanku walaupun aku bisa diharapkan.
Walau kau yakin aku akan melakukan, berulang kali pun aku katakan.
Jangan terlalu mengharapkan. Anggap aku faktor terbuang dari harapanmu.

Aku akan datang lagi, tiba-tiba.
Saat aku merasa kau membutuhkanku.
Karena tak ada lagi yang menyayangimu.
Semoga saat itu, yang ranum masih tetap bertahan.
Atau aku berhasil memetiknya dan membawanya ke utara.
Agar ia tetap bisa dimakan, saat kita merasa lapar dan menginginkan.

Jadilah rumah kosong tak berpenghuni.
Suatu hari aku akan kembali.
Jika kau berniat menjadi hujan sementara waktu.
Cobalah untuk sesekali berhenti.
Karena jika aku datang, aku akan bingung.
Kemana aku berteduh.
Semoga saat itu, aku sudah tau guna payung.
Yang ku beli dipasar loak sebelum ke sini.

Salamku untuk Yang Terkasih, Awang

note : "Kesempurnaan Cinta" - Naff, "This I Promise You" - Ronan Keating, "Perbedaan"-Ari Lasso, "Senandung Rindu" - Sutha feat Tohpati