Wednesday, August 17, 2011

Di Ujung Dermaga

Satu dua tiga, kejatuhan langkah atas cinta. Melewatinya.
Di ujung jalan dermaga.
Seorang lelaki bersandarkan tiang setengah rapuh
Sampai jumpa, aku ingin bertemu lagi.
Hingga sampai Kolibri di ujung datarnya buih samudra
Ataupun lelah merpati mencari bulir-bulir sisa roti
Berbalik sembari angin riuh bercampur asap dari balik bibir

Tiga empat lima, ribuan partikel langit merekam kejadian kita
Di selingkar perkampungan kumuh
Seorang lelaki berkemeja lempar terperangah
Kau di sini, berlari-lari dalam hati
Hingga sampai kelemahanku, jangkar langit akan berubah
Ataupun tak lagi ku temui warung kecil depan gang sempit itu
Bersiap menitih satu ton pengharapan yang tak digubris.

Enam tujuh delapan, mimpi berubah menjadi indah
Di selingkung dataran tinggi berpagar bukit barisan
Seorang lelaki setengah buta sedang duduk tak berdaya
Ada cara-cara, salah satunya adalah berhenti
Hingga siap hati menerima, atau menangis sejadi-jadi
Ataupun batu kerikil yang menjadi semakin panas. Gersang
Bersiap berjalan di atas pucuk bambu bersembilu
Jangan khawatir, kita sudah cukup kuat untuk mengerti rasanya terjatuh

Hingga sampai pada waktuku, kau masih tetap menunggu, aku akan datang
Namun bila kau tak sanggup lagi menunggu, aku percaya pada pilihanmu.