Alkisah, pada tribun pecinta yang menunggu pejuangnya keluar dari balik sangkar.
Ada satu pejuang yang sudah berdiri kokoh di atas sebuah batu tipis bujursangkar
Di tengah seru-seruan ingin memiliki dan mengejarnya sampai ke bawah.
Tapi kau masih mencintai orang yang sedang asyik membaca buku di balik sangkar?
Ia melihat matamu. Sejauh apapun kau berharap ia keluar, Ia hanya akan tersenyum.
Matamu ragu, menunggu atau mengejar. Terima kasih untuk niatmu.
Seorang pejuang tengah terpenjara dalam sebuah sangkar tebal.
Ia yang sengaja menyimpan dirinya agar tak terlihat. Agar kau tak ragu.
Sekuat apapun kau akan memilihnya, kau akan tetap gila.
Sudahlah, lepaskan rasa cintamu itu. Berikan tempat pertama untuk yang sedang berdiri.
Biarkan yang bersembunyi itu menangis sendiri karena telah kehilangan kesempatan.
Atau mungkin ia malah akan tertawa melihat kau telah begitu bebas.