Friday, September 09, 2011

Menit Menit Kosong

Sebuah kaleng besi rapuh berkarat di atas dahan rumbai yang patah
Aku duduk meneliti semut yang berpesta dan ranting kecil yang sendiri
Mentari duduk bermenung melihat awan yang mulai bertengkar
Meninggalkan beberapa tempat di sisi langit yang malu-malu menunjukkan diri

Pada suatu menit-menit kosong
Aku berlari mengejarmu yang diam
Merindukan pesona biru di depanku
Samudera yang ku bawa menepi ke puncak bukit
Sudah lama sekali

Pendar cahaya merah terang pada bias senyum para prajurit langit
Sampai pada waktuku berdiri dan berjalan menyusuri lorong sempit
Sekolah para raja yang sudah ingin tertidur bersama para dayang
Aku berjalan pada lantai yang terbuat dari bunga kertas
Sangat berhati hati memulai langkah dengan pantas
Menjejal terlalu dalam
Menukarkan aku dengan diam


Pada suatu menit menit kosong
Aku berlari mengejarmu yang diam
Merindukan sebuah bunga bonsai
Yang ku siram setiap akan pergi
Sudah lama sekali

Sebuah gerbang kecil yang menyambut senyum-senyum tak berdosa
Menuju sebuah susunan kotak-kotak tak rapi yang mulai putih pucat
Pada tempat sekecil ini pernah terbangun sebuah kisah
Tentang anak kecil yang belajar bagaimana cara tertawa
Dan terjatuh pada sesuatu yang disebut cinta

Pada suatu menit-menit kosong
Aku berlari mengejarmu yang diam
Hanya untuk bertanya
Sudahkah kau makan apelmu hari ini?