Friday, September 09, 2011

Biarlah Bodoh

Menggigil tak ada angin
Melansir semak belukar bermiang
Otak runcing berisi rongga
Bagai pagu kasur tikus
Tempat yang hangat untuk bodoh
Melihat tetua bersela bijak
Katanya ronta itu hangat

Aku berlari menuju angin
Dengan otak berceceran kesana sini
Anjingpun seperti enggan menjilati
Ceceran otak yang sering dianggap mimpi
Bagi tetua yang asyik dengan secangkir kopi