Thursday, November 10, 2011

PASIR BULAN


Sebuah danau yang pasirnya berisi bulan-bulan yang kini terdampar
Penuh dengan tembakau yang dalam rongganya berdiam angin-angin malam
Angin yang pernah menyentuhku lalu menghilang
Di ujung dermaga yang mulai miring tak berpondasi
Duduk termenung bintang-bintang yang tak lagi bersinar
Burung-burung sudah mulai enggan terbang
Belum ada rindu yang serindu ini
Ketika ku penjamkan mata aku tenggelam
Pada suatu hari dimana aku menimang pelangi
Dalam sebuah rumah sempit empat persegi
Di balik pinggiran danau yang penuh rumput keki

Tak masalah bagiku menunggu sekian ribu tahun untuk tetap menengadah
Tapi aku terlalu sulit mendaki gunung yang terlalu tinggi
Yang membuatku mati ketika tak setetespun hujan membasahi tempat ini
Seperti danau yang mongering
Hanya ada pasir bulan malam-malam kemarin
Yang mulai enggan ku injak dengan kaki telanjang
Yang mulai enggan menepi di jalanan setapak yang lengang

Tentang sebuah kisah pada suatu hari
Cerita yang sama setiap aku tengah sendiri
Menepi pada hati yang sepi, tertidur hingga datang pagi
Dan garis merah itu mulai kabur dan kembali terang pada waktu yang tiba-tiba
Gemerincing koin yang berguling, hanya memilih pada satu sisi
Antara kita yang beruntung
Keinginanmu yang bingung
Atau keinginanku yang seperti biasa

Sebuah danau yang pasirnya berisi pasir bulan malam-malam kemarin
Ada aku bersenandung menunggu hujan datang membawakanku pelangi