Thursday, August 25, 2011

Kontradiksi

Aku punya seorang kekasih, sangat terkasih
Dalam indah ia pernah muncul dan bagiku tetep saja begitu
Ia pernah membuat putus tali sepatu yang terikat
Lalu mengikatkannya satu sama lain hingga aku terjatuh
Ia tertawa, tapi tetap saja indah
Indah karena aku memang sedang mencintainya

Aku punya seorang kekasih, sangat terkasih
Bola matanya seperti biji jagung yang tergeletak di tanah serabutan
Tak perlu ku siram tetap saja tumbuh
Ia pernah membuat sibuk para penyabit rumput
karena menghalangi jalan mereka pulang
Ia yang kecil itu sudah menjadi peluru ketapel karet
Yang membuat anak-anak ingusan tertawa terbahak-bahak

Aku punya seorang kekasih, sangat terkasih
Ia mengajariku cara bersedih yang baik dan benar
Bahwa saat di ujung gang sempit itu kau tau
Apakah ada warung kelontong atau pangkalan mabuk
Ia pernah membuat bingung para pencari kebenaran
Tentang apa yang di atas meja itu, air atau angin

Aku punya seorang kekasih, sangat terkasih
Ada saat tak ada, menguasai jari-jari gemetar kusut
Ia pernah membuat bodoh seseorang
Menunggu buah jambu ranum di belakang pagar
Lalu memasukkannya ke dalam kantong plastik bekas dedaunan kering
Akan diberikan pada seorang penjaja koran yang ompong
Yang tak pernah tampak di sekitar barisan toko
Tempat ia biasa minum kopi
Menyangga pinggul di kursi kayu bekas sekolah yang baru saja roboh

Aku punya seorang kekasih, sangat terkasih
Entah apa yang salah dari kisahku
Tapi ia pernah membuatku sangat tolol