Wednesday, August 24, 2011

Syair Pembelahan

Kisah bagaikan salmon yang disergap sang beruang di tengah perjalanan
Berhenti saat ia tak menginginkan, dan sebelum waktunya habis, ia telah dikembalikan
Melewati beberapa meter arus sungai menuju bebatuan
Ia menghadang, cukup kuat. Ia melewati, ia membiarkan semua yang indah melewatinya begitu saja
Demi sebuah jalan pulang, menuju sebuah genangan air keramba


Sudahlah, kisah ini seperti pedagang buah kurma curian
Dalam satu sisi ia harus menjualnya di sisi lain ia harus lari
Mengapa harus memilih? Tak perlu kau jual itu lagi.
Ambil kurma itu dan segeralah lari.
Jadikan bekal untukmu selama perjalanan.
Lalu kembalilah suatu hari nanti.

Ayolah, kisah ini seperti gadis penjual roti panggang
Yang sudah kelelahan melewati gang sempit sehari ini
Sudah saatnya ia tidur sejenak dan menyandar di sebuah pagar
Atau mungkin menyelinap di dalam gudang kapuk tak berpenjaga
Agar ia bisa tidur tenang hingga saat fajar mulai mengusap kening langit.

Saatnya, kisah ini seperti pohon cherry yang berganti pohon ara di taman sang raja.
Tebang pohon cherry-nya, jangan biarkan ia sedih sendiri karena tak pernah disinggah lagi
Tinggalkan saja benihnya, simpan pada sebuah peti.
Agar suatu hari, jika pohon ara tak lagi menarik hati.
Tumbuhkanlah ia lagi, jika ia mau, ia akan kembali bertahta di tanah itu
Petiklah ia, tapi jangan hanya melihatnya.
Ia tidak ingin ditanam karena cantik tapi karena manis.
Nikmatilah. Pohon cherry akan selalu mengerti kapan ia harus pergi.

Dalam bisikan langit yang sepi, menjalin rangkaian kata di atas sebuah meja
Mengedip pesona Sebuah Nama.
Jagalah ia.