Sunday, November 20, 2011

Larut Dalam Pendaran

Sebuah pendaran tipis.
Bukan seperti warna-warna pelangi.
Warna ini masih terlalu buram untuk ku kenali
Tapi pendaran ini telah membuatku cukup tertarik.
Tidak sepertimu tapi sepertimu yang lain.
Tapi masih menjadi sebuah pendaran yang tak ku yakini.
Karena kapal pernah berlabuh di tanah yang berbeda
Hariku pernah tragis berhenti pada suatu masa
Dimana seorang gundik mencari pria anak sang raja.

Pendaran yang tidak ku yakini dan tidak kupilih.
Hanya ingin ku nikmati sampai dimana ini kembali berhenti
Pendaran yang tak kunyanyikan
Pendaran yang tak ku agungkan
Pendaran yang hanya berjalan biasa
Pendaran yang tidak sepertimu tapi sepertimu yang lain.

Aku pernah berpikir untuk berhenti untuk semacam ini
Kembali menyabit rumput yang sudah terlalu lama tumbuh.
Merapikan apa yang sudah terlalu lama berserakan.
Membiarkan ia terus begitu dan tak pernah lagi ku singgahi
Ku tutupi dengan daun-daun kelapa berjaring
Dan ku tinggalkan untuk waktu yang lama


Kisah sebuah pendaran biasa yang datang membangunkanku pada suatu pagi.
Kisah yang kuyakini tak jauh berbeda, karena ia sepertimu yang lain.
Dan aku sudah terlalu lelah mengurusimu dan tak mungkin untuk mengurusinya

Aku larut pada sebuah pendaran.
Pendaran yang sepertimu yang lain.
Pendaran yang tidak ku yakini dan tidak kupilih.
Hanya ingin ku nikmati sampai dimana ini kembali berhenti