Sunday, November 20, 2011

Pada Lautan Berpendar

Kacamata perak dengan lensa yang terbuat dari air laut
Biaskan aroma indah pada sudut langit yang memenjara
Bolehkah aku meronta jika itulah caraku bahagia
Atau bisakah aku mengosongkan lengkung tanah yang rapi ini
Jika ini caraku mencintainya?
Apakah cara yang begitu berbeda tidak memperoleh sisi terang pada sebuah ruangan berpendar
Lampu-lampu logam imitasi yang berkarat terang karna cairan seperti residu air mata

Atau bolehkah aku bergabung dengan cahaya, saat bulir yang jatuh tak kau sadari datangnya
Biarkan aku pecah pada dinding kosong yang memutih
Karena saat ini aku sedang ingin menutup mata
Karena lelah mencari tahu, berapa lama aku akan seperti ini
Saat dimana aku tersadar, bahwa pikiranku telah terlalu boros
Menghabiskan waktu untuk berkutat denganmu

Pertanyaan yang tak mampu dijawab bulan
Hanya dengan kata yang terlalu sederhana kau menanyakan padamu
Bukan tentang apakah kau mencintaiku,
Tapi apakah kau menikmatiku?